(edisi Literasi untuk Visi ) :
Membangun Emosi Positif untuk Sukses
Kecerdasan emosional (EQ) adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, mengelola, dan mengarahkan emosi sendiri dan orang lain. EQ sangat penting untuk mencapai kesuksesan dalam berbagai bidang kehidupan, baik pribadi maupun profesional. Namun, tidak semua orang memiliki EQ yang tinggi. Banyak orang yang mengalami kesulitan dalam menghadapi emosi negatif, seperti marah, sedih, cemas, atau takut. Emosi negatif ini bisa mengganggu kinerja, hubungan, kesehatan, dan kesejahteraan seseorang.
Salah satu contoh kasus yang menunjukkan pentingnya EQ adalah sebuah kasus nyata yang dialami oleh PT D, sebuah perusahaan manufaktur yang sedang menghadapi tantangan besar akibat pandemi Covid-19. Banyak karyawan yang mengalami stres, kelelahan, dan ketidakpuasan karena harus bekerja dengan protokol kesehatan yang ketat, beban kerja yang meningkat, dan ancaman PHK. Akibatnya, terjadi penurunan produktivitas, kualitas, dan loyalitas karyawan. Selain itu, juga terjadi konflik internal, komunikasi yang buruk, dan rendahnya motivasi dan inovasi.
Untuk mengatasi masalah ini, PT D memutuskan untuk mengikuti training kecerdasan emosional yang diselenggarakan oleh HR Excellency, yang mereka anggap berpengalaman dalam memberikan pelatihan dan konsultasi di bidang pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Training difokuskan untuk membantu karyawan PT D meningkatkan EQ mereka sehingga bisa mengelola emosi negatif dan membangun emosi positif yang mendukung kesuksesan mereka.
Training ini menggunakan pendekatan EQM (Emotional Quality Management) yang dikembangkan dari buku karya Anthony Dio Martin. EQM adalah suatu model yang menerapkan kecerdasan emosional dalam segala aspek kehidupan sehari-hari dengan empat tahapan, yaitu:
• Emotional Awareness: tahap ini membantu karyawan menyadari proses yang terjadi pada diri mereka dan orang lain, seperti apa yang mereka rasakan, mengapa mereka merasakan, dan bagaimana dampaknya terhadap pikiran dan perilaku mereka.
• Emotional Acceptance: tahap ini membantu karyawan berdamai dengan diri mereka dan orang lain, dengan cara menerima emosi yang ada tanpa menilai, menyalahkan, atau menghindari. Tahap ini juga membantu karyawan mengenali dan menghargai perbedaan emosi antara diri mereka dan orang lain.
• Emotional Affection: tahap ini membantu karyawan membangun hubungan dan interaksi yang baik dengan orang lain, dengan cara mengekspresikan emosi secara tepat, mendengarkan dan memahami emosi orang lain, serta memberikan dukungan dan bantuan yang dibutuhkan.
• Emotional Affirmation: tahap ini membantu karyawan menggunakan emosi sebagai sumber daya energi untuk kesuksesan, dengan cara mengubah emosi negatif menjadi positif, mengatur emosi sesuai dengan situasi dan tujuan, serta memotivasi diri dan orang lain untuk berprestasi.
Training ini berlangsung selama dua hari dengan metode yang interaktif, menyenangkan, dan aplikatif. Karyawan PT D dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari berbagai latar belakang dan jabatan. Mereka diajak untuk berbagi pengalaman, diskusi, simulasi, permainan, dan latihan yang berkaitan dengan EQ. Selain itu, mereka juga dibekali dengan berbagai alat bantu, seperti buku pegangan Emotional Quality Management, buku action plan untuk menerapkan pelajaran EQ yang diperolehnya, dan CD audio yang berisi materi dan musik relaksasi.
Hasil dari training ini ternyata sangat positif. Karyawan PT D merasa puas, senang, dan terbuka. Mereka merasakan perubahan yang signifikan dalam cara mereka mengelola emosi. Mereka menjadi lebih sadar, menerima, peduli, dan afirmatif terhadap diri mereka dan orang lain. Mereka juga merasa lebih percaya diri, bersemangat, dan kreatif dalam bekerja. Mereka merasa lebih terhubung, harmonis, dan produktif dalam berkolaborasi. Mereka merasa lebih sehat, bahagia, dan sejahtera dalam hidup.
Training kecerdasan emosional ini membuktikan bahwa EQ adalah kunci untuk membantu individu dan organisasi untuk lebih sukses. Dengan EQ yang tinggi, karyawan PT D bisa mengatasi tantangan, meraih peluang, dan menciptakan nilai. Dengan EQ yang tinggi, PT D bisa lebih berkembang, dan bersaing. Dengan EQ yang tinggi, pribadi-pribadi yang berada di organisasi juga merasa lebih termotivasi dan lebih engage. Dan hal ini terbukti dari post review yang dilakukan untuk melihat dampak dari pelatihan EQ yang diberikan.
Kisah Perubahan Personal
Selain kisah terkait organisasi PT D di atas, ada pula kisah personal.
Salah satu kisah personal yang menarik untuk dibagikan adalah yang dialami oleh Dhani (bukan nama sebenarnya), seorang karyawan PT B sebuah perusahaan finansial. Ia bekerja di bagian finance. Dhani adalah orang yang sangat cerdas, berbakat, dan berpengalaman di bidangnya. Namun, Dhani juga memiliki masalah dalam berinteraksi dengan orang lain. Dhani sering bersikap arogan, kritis, dan tidak peduli terhadap perasaan atau kebutuhan orang lain. Dhani merasa bahwa dia selalu benar dan orang lain selalu salah. Dhani tidak mau mendengarkan saran, kritik, atau masukan dari orang lain. Dhani juga tidak mau bekerja sama, berbagi, atau membantu orang lain.
Akibatnya, Dhani menjadi orang yang dibenci oleh banyak orang, baik rekan kerja, atasan, maupun klien. Dhani sering terlibat dalam konflik, perselisihan, atau pertengkaran dengan orang lain. Dhani juga sering mendapat keluhan, teguran, atau bahkan diberikan sanksi atas sikapnya dari pihak perusahaan. Dhani merasa tidak dihargai, tidak diakui, dan tidak dipercaya oleh orang lain. Dhani merasa kesepian, frustrasi, dan tidak bahagia. Dhani merasa karirnya mentok dan tidak ada harapan.
Setelah mengikuti training kecerdasan emosional, Dhani menyadari bahwa dia memiliki EQ yang rendah. Dhani menyadari bahwa dia tidak bisa hanya mengandalkan kecerdasan intelektual (IQ) saja, tetapi juga harus mengembangkan kecerdasan emosional (EQ) nya. Dhani menyadari bahwa dia harus mengubah cara dia berpikir, merasakan, dan bertindak terhadap diri sendiri dan orang lain.
Dhani mulai menerapkan empat tahapan EQM yang dia pelajari dalam training. Dhani mulai menyadari emosi yang dia rasakan dan alasan di baliknya. Dhani mulai menerima emosi yang ada tanpa menyangkal, menekan, atau meledakkan. Dhani mulai mengekspresikan emosi secara jujur, sopan, dan konstruktif. Dhani mulai mengelola emosi sesuai dengan situasi dan tujuan yang ingin dicapai.
Dhani juga mulai memperhatikan emosi orang lain dan berusaha memahaminya. Dhani mulai mendengarkan dan menghargai pendapat, ide, atau saran dari orang lain. Dhani mulai bekerja sama, berbagi, dan membantu orang lain. Dhani mulai memberikan pujian, penghargaan, atau apresiasi kepada orang lain. Dhani mulai membangun hubungan yang harmonis, saling percaya, dan saling mendukung dengan orang lain.
Dhani juga mulai menggunakan emosi sebagai sumber energi positif untuk kesuksesan. Dhani mulai mengubah emosi negatif menjadi positif, misalnya dari marah menjadi tenang, dari sedih menjadi bahagia, dari cemas menjadi percaya diri. Dhani mulai memotivasi diri sendiri dan orang lain untuk berprestasi. Dhani mulai menciptakan nilai tambah, inovasi, dan solusi untuk perusahaan.
Perubahan yang dialami oleh Dhani sangat menakjubkan. Dhani menjadi orang yang lebih baik, lebih bahagia, dan lebih sukses. Dhani mendapat pengakuan, kepercayaan, dan kesempatan dari orang lain. Dhani mendapat promosi, bonus, dan penghargaan dari perusahaan. Dhani mendapat dukungan, kerjasama, dan persahabatan dari rekan kerja. Dhani mendapat kepuasan, loyalitas, dan testimoni dari klien.
Dhani adalah salah satu contoh dari banyak karyawan PT B yang merasakan manfaat dari training kecerdasan emosional. Mereka semua bersaksi bahwa training ini adalah salah satu investasi terbaik yang pernah mereka lakukan untuk diri mereka sendiri, karir mereka, dan perusahaan mereka. Mereka semua merekomendasikan training ini kepada siapa saja yang ingin meningkatkan EQ mereka dan meraih sukses.
Tentunya, yang paling luarbiasa adalah mendapatkan pencerahan dan pemahaman, bahwa ternyata aspek teknis atau IQ saja tidaklah cukup. Untuk sukses dalam kehidupan, karir dan organisasi, mereka membutuhkan sekali kecerdasan emosional (EQ). Itulah penyadaran dan kekuatan luar biasa yang diperloleh dari pelatihan EQ ini.
( HR Exelency )
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook